Saturday, September 4, 2010

Penemuan-penemuan sosiolinguistik

Berikut uraian tentang beberapa penemuan-penemuan sosiolinguistis yang telah di capai oleh para ahli seperti Trudgill, William Labov, Milroy, dan Chesiher yang akan di deskripsikan satu persatu:
a. Trudgill
Peter Trudgill adalah seorang linguis dengan penemuanya di bidang sosiolinguistik, salah satunya mengenai “Social and Regional Accent Variation”. Dalam buku Holmes (1992) dijelaskan mengenai variasi aksen regional dan sosial yang telah ditemukan oleh Trudgill. Holmes menjelaskan tentang variasi sosial berdasarkan temuan Trudgill, menurutnya  orang yang berada pada kelas sosial atas pasti disertai dengan pendidikan yang tinggi pula, dan seperti kita ambil cotoh adalah orang- orang Inggris, bagi mereka yang mamiliki status sosial dan pendidikan yang tinggi, berarti mereka mendapatkan pelajaran RP (Received Pronunciation), yaitu aksen yang didapat dari pendidikan yang tinggi dan anggota dari kelas sosial yang tinggi di Inggris. Keadaan sosial ini digambarkan dengan diagram segitiga oleh Trudgill, yang menunjukkan gambaran aksen sosial masyarakat. Diagram segitiga tersebut menjelaskan bahwa terdapat variasi linguistik pada masyarakat kelas ekonomi rendah dimana terdapat berbagai perbedaan secara regional disana. Intinya dari diagram tersebut ialah jika kelas sosial tinggi, aksen lokal regional jarang sekali digunakan, dan lebih banyak mengunakan RP; jika kelas sosial rendah, maka yang banyak digunakan adalah aksen regional mereka daripada RP. Diagram tersebut menggambarkan distribusi aksen di Inggris hingga sekarang. Dalam buku Trudgill (1980), juga membahas penenmuanya mengenai perbedaan sosial dan bahasa, yang intinya sama yaitu mengenai korelasi antara kelas sosial dan ucapan, bahwa kelas bawah cenderung tidak menggunakan RP daripada masyarakat kelas sosial atas.
Lebih jelasnya, Trudgill (1974) mengamati 16 perbedaan variabel fonologi yang terjadi di Norwich, Inggris. Sebagaimana yang dilakukan Labov, ia juga mencoba menguraikan variasi-variasi yang ada kemudian dihubungkan dengan kelas sosial penuturnya, diantara penelitiannya adalah mengenai perbedaan penggunaan: /ŋ/, /t/, /h/ seperti pada kata singing, butter, dan hammer, dan yang lebih sering digunakan dalam skala sosial adalah variasi /n/, /?/, dan /O/ daripada /ŋ/, /t/, /h/. Distribusi dari masing-masing variabel mempunyai karakteristik yang mengacu pada kelas sosial tertentu, misalnya kata singing akan berubah menjadi singin’, dan kata hammer menjadi ‘ammer. Anggota masyarakat kelas bawah akan menggunakan singin daripada singing, ‘ammer daripada hammer. Berdasarkan analisisnya, ternyata variasi-variasi tersebut tidak hanya menunjukkan kelas sosial tertentu, akan tetapi mengarah kepada gender/jenis kelamin tertentu, yang mana perempuan lebih sering menggunakan kata singing dibanding menggunakan singin’, dan laki-laki lebih sering menggunakan singin’ daripada singing.
b. Labov
William Labov melakukan penelitian sosiolinguistik dalam “New York City Speech” yang mana dipandang sebagai sesuatu yang klasik dalam sosiolinguistik. Dalam buku Holmes (1992), karya Labov mengungkapkan mengenai pola berdasarkan kelas sosial dari penutur  dari prosentase bahasa standard ke non standard yang mereka hasilkan. Di New York, Labov mempelopori demonstrasi penemuan yang menarik yang dilakukan dengan rapi dan ekonmis, bahwa pengucapan [r] sangat bervariasi di kota tersebut dan pembagiannya berdasarkan kelas sosial. Di New York, pengucapan [r] dianggap sangat berprestise, sedangkan di Inggris, jika terdapat dalam bacaan maka dianggap tidak berprestise. Dalam penelitiannya tersebut Labov mengukur pengucapan lima vokal sebaik pengucapan dalam sejumlah konsonan. Sumarsono (2008) Menambahkan, penelitian Labov ini sangat penting bagi penelitian dialek dan variasi kelas sosial.

c. Milroy
Milroy dalam penelitiannya, mengambil pendekatan yang sedikit berbeda dari peneliti lainnya dalam hal variasi, penelitiannya mengenai beberapa aspek tertentu yang datanya di ambil dari tiga kelas wilayah pekerja di Belfast, irlandia utara, yaitu di Ballymacarrett, daerah penganut protestan di Belfast Timur; Hammer, daerah penganut protestan di Belfast Barat; dan Clonard, daerah penganut katolik di Belfast Barat. Penelitiannya ditekankan pada jaringan sosial (social network).
Milroy mengamati delapan variabel linguistik dan menemukan korelasi yang signifikan antara kekuatan jaringan dengan penggunaan bahasa yang didasarkan pada pengetahuan seseorang terhadap orang lain didalam suatu masyarakat atau komunitas, di tempat kerja,  dan pada waktu luang mereka. Dalam penelitiannya, ditemukan dua pada p < 01 (artinya terdapat kurang dari satu kesempatan dari seribu, dengan demikian tidak ada hubungan), dan terdapat tiga pada p < 05 (artinya kurang dari satu kesempatan dari dua puluh, dengan demikian tidak ada hubungan). Dua korelasi yang paling kuat yaitu pada vokal dalam kosakata seperti hat, man, dan grass (dengan vokal yang diucapkan mirip seperti dalam kata father), selain itu juga ditemukan delesi dari frikatif th (D) pada kata mother dan brother; ditemukan korelasi yang lemah dengan vokal dalam kata-kata seperti pull, shove, dan foot (dengan vokal yang diucapkan agak mirip seperti pada kata hut dan shut); dan ditemukan pula vokal dalam kata-kata monosilabel/satu suku kata yang lainnya seperti peck, bet, dan went; atau dalam suku kata beraksen dari kata-kata polisilabel, seperti accént dan sécond.
Dari penelitian, ia menyimpulkan bahwa di ketiga tempat tersebut di atas hanya di Ballymacarrett ditemukan korelasi yang signifikan antara variabel dan kekuatan jaringan (network strength), semakin besar kekuatan jaringan sosial semakin besar potensi munculnya varian yang di identifikasi dengan bahasa Belfast non-standar (vernakular).
Di ballymacaret juga ditemukan perbedaan variasi antara L dan P, yang mana laki-laki lebih sering menggunakan bentuk vernakular di banding perempuan, karena di dua komunitas lainnya tidak ditemukan perbedaan penggunaan variasi antara L dan P. Dengan demikian dalam penelitiannya Milroy menyimpulkan bahwa diantara tiga komunitas di Belfast, Ballymacarrett merupakan daerah yang memiliki jaringan sosial yang paling kuat, dan ditemukan pula penggunaan bentuk vernakular yang lebih besar dari dua komunitas lainnya.
d. Cheshire
Jenny Cheshire melakukan penelitian di Inggris mengenai variasi linguistik. Penelitian tersebut berfokus pada variabel /-s/ pada pertuturan antara tiga kelompok anak laki-laki dan perempuan yang berusia sekitar 9-17 tahun, pada kasus ini, variabel /s/ yang seharusnya digunakan hanya pada kata kerja  orang ketiga tunggal juga menjadi penanda untuk kata kerja dengan subjek yang lain, misalnya: I knows, you knows, we has, dan they calls. Hasil dari penelitiannya, kebanyakan dari mereka menggunakan kata yang tidak standar seperti we has (seharusnya we have) atau he do (seharusnya he does) penggunaan s/es yang seharusnya ditujukan orang ketiga tunggal, cheshire menyebutnya dengan hambatan dalam penggunaan. Pada kasus have Cheshire menemukan bahwa has hanya digunakan sebagai kata kerja yang sesungguhnya/full verb, seperti pada kalimat: we has a muck around there; atau sebelum infinitif, seperti pada kalimat: I has to stop in; has tidak pernah digunakan sebagai auxiliary, dengan demikian bentuk kalimat yang ditemukan adalah I have got, bukan I has got. Di samping faktor usia, ditemukan pula bahwa faktor sosial juga berpengaruh terhadap penggunaan variasi-variasi yang ada, dan anak-anak dengan tingkat garis kekerasan hidup yang tinggi cenderung menggunakan bahasa yang tidak standar. Lantas, menurut Cheshire, variasi dikendalikan oleh dua hal, faktor sosial dan faktor linguistik.

0 comments: